Search

Ads by mkMob

Sponsored Links

Sponsored Links

FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN MENYIMAK

Rabu, 24 Maret 2010
Dalam modul pertama sudah disinggung bahwa menyimak sangat fungsional dalam kehidupan sehari-hari manusia. Artinya, setiap insan tak akan terlepas dari kegiatan menyimak. Rakyat jelata menyimak, para pedagang menyimak, mahasiswa dan pelajar sering harus menyimak dosen atau gurunya, para ilmuwanpun harus menyimak dalam berbagai kegiatan seperti pidato ilmiah, seminar, diskusi, dan sebagainya. Kegiatan menyimak selalu terjadi dimana saja, kapan saja, dan dilakukan oleh siapa saja.
Berikut ini disajikan beberapa gambaran peristiwa menyimak yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Perhatikan faktor-faktor yang terlibat dalam setiap contoh.
(1) Ganda mengikuti dengan cermat tanya-jawab antara wartawan olah raga dengan Robby Darwis yang disiarkan melalui televisi. Inti pertanyaan berkisar tentang hukuman yang dijatuhkan wasit Malaysia terhadap Darwis. Ganda sangat berminat terhadap masalah tersebut, sehingga ia mengikuti acara itu sampai selesai.
(2) Kelompencapir Mayangsari sedang mendengarkan siaran pedesaan dari RRI Bandung. Mereka berdesak-desakan duduk di ruang tamu, rumah Pak Hasan. Sebentar-sebentar suara mesin mobil menderu mengalahkan suara penyiar. Udara di ruangan itu pengap dipenuhi asap rokok. Siaran yang berisi cara memelihara domba itu tidak bisa mereka tangkap sepenuhnya.
(3) Anggota Koperasi Mahasiswa FPBS IKIP Bandung, mendengarkan dengan cermat ceramah koperasi yang disampaikan oleh dekan. Sebentar-sebentar mahasiwa itu bertanya ini-itu, kadang-kadang minta diulangi, dijelaskan lagi butir-butir tertentu. Kegiatan itu berlangsung digedung baru. Suasana akrab, meriah, kadang-kadang serius.
(4) Halimah, mahasiswa tingkat pertama, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, IKIP Bandung, dengan tekun dan penuh perhatian mengikuti kuliah menyimak. Materi yang direncanakan dosen mencakup pengertian, peranan, dan jenis-jenis menyimak. Kuliah tersebut berlangsung di ruang 19 pagi-pagi jam 7.00.
Bila pembaca jeli memperhatikan contoh tang tertera pada nomor (1),(2),(3), dan (4) maka akan ditemui sejumlah faktor pendukung setiap peristiwa menyimak. Faktor-faktor itu ada yang sering berulang, ada yang berbeda, ada yang lengkap, dan ada pula yang tidak lengkap. Peristiwa menyimak selalu mencakup faktor pembicara, bahan yang dibicarakn, pendengar, waktu, peralatan, suasana, keadaan cuaca, ruangan, dan sebagainya.
Karena sering dikatakan orang bahwa efektivitas menyimak bergantung kepada sejumlah faktor. Salah seorang ahli bahasa mengklarifikasikan faktor-faktor itu menjadi empat bagian, yaitu:
    1. pembicara
    2. pembicaraan
    3. situasi
    4. penyimak
Pembicara adalah orang yang menyampaikan pesan, ide, informasi kepada para pendengar melalui bahasa lisan. Kualitas pembicara, keahliannya, karismanya, dan kepaopulerannya sangat berpengaruh kepada para pendengarnya. Karena itu ada sejumlah tuntutan yang dialamatkan kepada pembicara seperti:
(1) Penguasaan materi: Pembicara harus menguasai, memahami, menghayati, benar-benar materi yang akan disampaikannya kepada para pendengar. Akan lebih baik apabila pembicara adalah pakar, dalam bidang yang disampaikan tersebut.
(2) Berbahasa baik dan benar: Pembicara harus menyampaikan materi pembicaraannya dalam bahasa yang baik dan benar. Ucapan jelas, intonasi tepat, susunan kalimat sederhana dan benar, pilihan kata atau istilah tepat. Bahasa yang digunakan pembicara dalam menyampaikan materi pembicaraan menarik, sederhana, efektif, dan sesuai dengan taraf pendengarnya.
(3) Percaya diri: Pembicara haru percaya akan kemampuan diri sendiri. Pembicara yang yakin akan kemampuan dirinya akan tampil dengan mantap dan meyakinkan pendengar.
(4) Berbicara sistematis: Pembicara harus berbahasa sistematis. Bahan yang disampaikan harus tersusun secara sistematis dan mudah dimengerti.
(5) Gaya bahasa menarik: Pembicara harus tampil dengan gaya yang menarik dan simpatik. Yang bersangkutan harus menghindari tingkah laku yang dibuat-buat atau berlebih-lebihan. Pembicara yang terlalu “over acting” akan membuat pendengarnya beralih dari isi pesan yang disampaikan kepada tingkah laku yang dianggap aneh itu.
(6) Kontak dnegan pendengar: Pembicara harus menjalin kontak dengan pendengarnya. Pembicara menghargai, menghormati, serta menguasai para pendengarnya.
Pembicaraan adalah materi, isi, pesan, atau informasi yang hendak disampaikan oleh seseorang pembicara kepada pendengarnya. Pembicaraan yang baik harus memenuhi syarat-syarat tertentu seperti:
(1) Aktual: pembicaraan haruslah sesuatu yang baru, hangat, dan aktual. Sesuatu yang baru pastilah lebih menarik, diminati, atau digandrungi oleh pendengar.
(2) Bermakna: Pembicaraan haruslah sesuatu yang berarti, berguna, atau bermakna bagi pendengar. Materi yang bermakna bagi kelompok pendengar A belum tentu bermakna bagi kelompok pendengar B.
(3) Dalam pusat minat mendengar: Pembicaraan haruslah yang berkaitan dengan pendengar. Akan lebih baik lagi bila pembicaraan itu berada dalam lingkaran pusat minat pendengar.
(4) Sistematis: Pembicaraan harus tersusun sistematis, sehingga mudah diikuti dan dipaham pendengar.
(5) Seimbang: Taraf kesukaran pembicaraan harus seimbang dengan taraf kemampuan pendengar. Materi pembicaraan yan terlalu mudah tidak menarik dan berguna bagi pendengar. Sebaliknya materi pembicaran yang terlalu tinggi akan membuat pendengar kewalahan.
Situasi dalam menyimak diartikan segala sesuatu yang menyertai peristiwa menyimak di luar pembicara, pembicaraan, dan menyimak. Situasi tersebut sangatlah berpengaruh dan menentukan kefektifan menyimak. Beberapa hal yan pantas diperhatikan, yang termasuk kategori situasi dalam proses menyimak, antara lain:
(1) Ruangan: Ruangan atau tempat berlangsungnya peristiwa menyimak harus menunjang. Ruangan yan menunjang adalah ruangan yang memenuhi persyaratan akustik, ventilasi, penerangan, penataan tempat duduk pendengar, tempat pembicara, warna ruangan, luas ruangan dan sebagainya.
(2) Waktu: waktu berlangsungnya peristiwa menyimak harus diperhatikan dan diperhitungkan sebaiknya pada saat yang tepat misalnya pagi-pagi, saat-saat pendengar masih segar, rileks, dan sebagainya.
(3) Tenang: Suasana dan lingkungan yang tenang, jauh dari kebisingan, pemandangan yang tidak mengganggu konsentrasi, suasana yang baik antar kelompok pendengar sangat menunjang keefektifan menyimak.
(4) Peralatan: Peralatan yang digunakan dalam peristiwa menyimak haruslah yang mudah dioperasikan, baik produksi suasananya dan berguna dalam melancarkan kegiatan menyimak.
Peristiwa menyimak yang berlangsung dalam ruangan yang baik, waktu yang tepat, suasana tenteram, nyaman, dan menyenangkan serta dilengkapi dengan peralatan yang fungsional dapat diharapkan hasilnya yang efektif.
Penyimak adalah orang yang mendengarkan dan memahami isi bahan simakan yang disampaikan oleh pembicara dalam suatu peristiwa menyimak. Dibandingkan dengan faktor pembicara, pembicaraan dan situasi, faktor penyimak adalah yang terpenting dan paling menentukan keefektifan dalam peristiwa menyimak. Sebab, walau ketiga faktor yang pertama sudah memenuhi segala persyaratan, bila si penyimak tidak mau menyimak maka sia-sialah semuanya. Sebaliknya biarpun ketiga faktor yang pertama kurang memadai, kurang sempurna, asal si penyimak berusaha sungguh-sungguh, tekun, dan kerja keras maka keefektifan menyimak dapat tercapai.
Hal-hal yang perlu diperhatikan menyangkut diri penyimak antara lain:
(1) Kondisi: Kondisi fisik dan mental penyimak dalam keadaan baik dan stabil. Penyimak tidak mungkin menyimak secara efektif bila kondisi fisik dan mentalnya tidak menunjang.
(2) Konsentrasi: penyimak harus dapat memusatkan pikirannya terhadap bahan simakan. Buat sementara yang bersangkutan harus dapat menyingkirkan pikiran-pikiran lain selain bahan simakan.
(3) Bertujuan: penyimak harus bertujuan dalam penyimak. Yang bersagkutan harus dapat merumuskan tujuannya secara tegas sehingga ia mempunyai arah dan pendorong dalam menyimak.
(4) Berminat: Penyimak hendaknya berminat, atau mengusahakan meminati bahan yang disimaknya.
(5) Mempunyai kemampuan linguistik dan nonlinguistik. Penyimak haruslah memiliki kemampuan linguistik agar yang bersangkutan dapat menginterpretasi dan memahami makna yang terkandung dalam bunyi bahasa. Di samping itu penyimak juga harus memiliki kemampuan nonlinguistik. Kemampuan nonlinguistik berguna dalam membaca situasi, menafsirkan gerak-gerik pembicara, perubahan air mukanya, yang berfungsi sebagai pelengkap makna pembicaraannya.
(6) Berpengalaman luas dan berpengetahuan: penyimak juga harus memiliki pengalaman dan pengetahuan luas mendalam akan lebih mudah menerima, mencerna, dan memahami isi bahan simakan.
Penyimak yang dapat memenuhi persyaratan tersebut diatas pasti berhasil dalam setiap peristiwa menyimak. Penyimak yang belum dapat memenuhi persyaratan tersebut jelas akan mengalami berbagai hambatan dalam menyimak. Penyimak seperti golongan terakhir ini sudah dapat dipastikan gagal dalam menyimak.



Terima kasih sudah membaca FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN MENYIMAK dan sempatkan untuk membaca yang lainnya.
TEMPLATE DESIGN BY
m-template - by: bagas96

0 komentar:

copy smiley kode

Posting Komentar

Terimakasih sudah berkunjung, silahkan kirim komentar anda..

Sponsored Links

Label

Sponsored Links

#top I orange fress script kang bagas96 copyright 2011
Mobile Template 4 blogger.com